Now, Lets imagine 2 economic societies, where each of them consists a total of N population, as follows :
"The greatest improvement in the productive powers of labour, and the greater part of the skill, dexterity, and judgment with which it is any where directed, or applied, seem to have been the effects of the division of labour"
Adam Smith ( Wealth of Nations, 1776).
Society #1: Adopting Specialists Strategy
[ 1 Economist + 1 Engineer + ...... + 1 Psychologist ]
All workers in society #1 are highly skilled, ie: all of them are PhD in their fields.
Society #2: Adopting Generalist Strategy
[ 1 ( Economist & Engineer ) + ...... + 1 (Economist & Psychologist ) ]
All workers in society #2 are mediumly skilled, ie: all of them are undergraduate or even less, but they had at least 2 degree in different fields.
Smith argue that this society #1 (The Specialist) is far more productive compared to society #2 (The Generalist) due to increasing return to scale properties.
However, I think "Smith, You are wrong !!!" *how dare of me, heheheh* I argue that society #2 will result in a far more creative, dynamic, enduring and thus a far more superior society. My arguments are as follows:
1. Dont put your eggs in one basket, if someone due to economic shock losses his/her job in society #2, he/she can switch his role easily and serve the community with different knowledge he/she posses compared to person in society #1, so society #2 has more labor/job flexibility than that of society #1 while maintaining average productivity.
2. In the light of argument above, suppose if 1 member in the society #1 died without passing their knowledge to their youngs, society #1 will experienced the effect of "forgetting a technology", but this didn't happen in society #2 because at least there are 1 other person who also know about the technology, so society #2 is more resilient in terms of preserving the technology compared to society #1.
3. According to game theory, Coordination cost will exponentially increases as each new additional node/players enter the game of cooperation. There are higher chances for society #2 member to have exactly all the required knowledge foundation with lesser people compared to society #1. It means lesser coordination cost and therefore society #2 is more liquid and more likely to complete the cooperative works in time.
4. Different knowledge exists in 1 person will allow for the ideas to meet and mate more efficiently, thus society #2 citizens are capable of creating new ideas and propagating ideas at faster speed. This also means that new ideas can be scrutinized by different people having different knowledge domain, result in having a more comprehensive and creative solution.
So, I arrived at the conclusion that "Specialization may not be that good after all !", or perhaps there should be an optimality constraint in the degree of specialization.
I rather agree with the following quote:
"A human being should be able to change a diaper, plan an invasion, butcher a hog, conn a ship, design a building, write a sonnet, balance accounts, build a wall, set a bone, comfort the dying, take orders, give orders, cooperate, act alone, solve equations, analyze a new problem, pitch manure, program a computer, cook a tasty meal, fight efficiently, die gallantly. Specialization is for insects."
-Robert A. Heinlein
Okay, Smith, I'm done with you,... ;)
haduh, udah nulis banyak jadi ilang gara2 belum login :(
ReplyDeleterasanya tulisan ini me-missleading-kan maksud dari om Adam deh.
ReplyDeleteSpesialisasi adalah sesuatu yang dilakukan dalam masyarakat yang cukup besar. Analisa dalam jumlah yang sedikit, jelas melanggar asumsi ini. Sehingga berbagai uraian bantahan di sini menjadi tidak tepat karena melanggar asumsi tadi (dalam masyarakat yang cukup besar).
Berikut point-point bantahan untuk tulisan di atas :
1. Don't putt your eggs in one basket, tidak tepat menggambarkan separasi ilmu ini. At least, sebagai PhD masih bisa cuci piring juga :p
2. Dalam masyarakat yang jumlahnya banyak, hampir tidak mungkin peristiwa semacam ini terjadi.
3. Benar cost coordination tinggi. Di saat awal akan ada manfaat lebih tinggi daripada cost coordination. Tapi berlaku pula law of diminishing return: akan ada suatu titik dimana cost coordination lebih tinggi daripada benefit spesialisasi. Makanya dikenal istilah bahwa organisasi terlalu besar, perlu dikecilkan.
4. Sebuah mobil tidak bisa dihasilkan hanya oleh 1-2 orang, karena sulit orang memiliki sekian banyak ilmu. Untuk pembuatan mobil dibutuhkan pengetahuan tentang mesin, material, system control, seni, ergonomi, ekonomi, dll. Dan untuk tiap bidang tersebut, mungkin tidak cukup dikuasai oleh 1 orang pula.
Kesimpulan akhir : there should be an optimality constraint in the degree of specialization,
Terlihat benar, sesuai dengan point 3 uraianku tadi.
@dotindo
ReplyDeletesaya akan coba bahas satu-per-satu tapi untuk sementara ini argumentasi saya:
1. PhD di bidang Ekonomi memang bisa cuci piring, tapi mohon dapat dicek statementnya adalah "labor/job flexibility than that of society #1 while maintaining average productivity" --> memang ybs bisa cuci piring, tp ybs tidak dapat memaintain average productivity-nya, (dari high mjd low productivity) hal ini ibarat sama saja menyuruh seorang "uber-programmer yang shy dgn suara fals/toneblind" disuruh jadi "rockstar idol perform dibawah sorotan lampu dan ribuan mata"... *double facepalm*
In contrast, coba bandingkan dengan seorang mhs pascasarjana Ekonomi UI lulusan Elektro ITB, yg coba jadi penasihat ekonomi presiden, walaupun agak disallocated namun masih bisa marginally perform. disini ada efek "substitutability of jobs" dng mempertahankan "average productivity" saat terjadi shock/economic bubbles dengan cara minimizing gap of knowledge.
memang tidak semua kasus akan semacam itu, namun pada kondisi umumnya, orang spesialis akan kehilangan "fleksibilitas income source".
..cont'd..
ReplyDelete2. Nanti akan coba bahas dalam post selanjutnya contoh benar2 real bahwa society bisa mengalami "Devolution" --> dimana teknologi bukan semakin advanced, tapi goes backward/regress, makin simple/primitif akhirnya leading to extinction. ok, tunggu tanggal tayangnya... :)
Trus, bisa terjadi pada society kita ? ingat berapa lama scientist perlu waktu untuk "memecahkan kembali" "fermat's last theorem",
(1637 - 1995), it did happen in the past, so skrng bisa jg terjadi..
3. Me-modularisasi kedalam smaller chunk spt yang dilakukan oleh Ford, membutuhkan berbagai disiplin ilmu, kalo semua orang sangat ter-spesialisasi dibidang masing2 mereka akan terjebak pada idealisme pemikiran mereka sendiri bahkan mulai dari "drawing board",
ingat spesialisasi menyebabkan seseorang akan sangat detail/concerned pada suatu bidang yang ia ahli "at the cost" melupakan bidang-bidang lain, dng demikian bukan tidak mungkin terjebak pada arogansi keilmuan (setidaknya ada insentif untuk arogan) khususnya saat gagal mengkomunikasikan ide atau bahkan dengan sengaja mengabaikan pendapat dari wisdom-wisdom dari domain ilmu lainnya...
seorang ekonom s1 dengan latar belakang s1 psikologi memiliki kualitas insight yang lebih "stereo/kombinatorik" ttg behavior manusia dibandingkan seorang ekonom yang hanya dari s1 sampai s3 belajar hanya disiplin ilmu itu saja "mono".
4. secara esensi tidak ada bantahan bukan ? memang pasti dikerjakan lebih dari satu orang, tapi saat sekumpulan orang memiliki "endowment knowledge" yang hampir sama, dan juga bervariasi, akan menyebabkan jumlah orang kompeten yang dibutuhkan akan berkurang -> efek #3 kicks-in.. :)
semuanya masih dapat diperdebatkan, termasuk true optimal level-nya, tapi rasanya karena kesimpulan akhir bung dotindo adalah "limit mendekati sama", rasanya sih ide-ide-ku telah tersampaikan/tercapture... hehehe...
cheers,
Andre
Salah satu society ini akan kurang efisien bila berdiri sendiri, butuh karakteristik keduanya dalam suatu society yang lebih efisien.
ReplyDeleteSociety pertama mirip dengan labor, society kedua mirip dengan coordinator. Dengan komposisi tertentu kombinasi keduanya akan dapat menghindari kekurangan dari kedua society dan memperoleh benefit dari kelebihan kedua society.
Kekurangan society pertama:
Koordinasi, kreatifitas
Kekurangan society kedua:
Debat tak berujung(contoh:ekonom dgn background ilmu/faham berbeda)
dengan mengambil asumsi yang naif:
ReplyDeletesociety kedua sptnya malah bisa mengatasi debat tak berujung, misal ada 2 orang komposisinya keilmuannya sbb:
#1: economist + environmentalist
#2: economist + psychologist
misalnya: mendiskusikan efek pembangunan jalan tol thdp masyarakat dan kelestarian alam sekitar.
maka apabila mereka tiba2 "susah berbicara" dari "sudut pandang keilmuan" mereka masing2, karena paham/background ekonomi mereka berbeda, kita tinggal cari 1 orang mediator (#3) dengan kriteria sbb:
#3: environmentalist + 1 psychologist
sebagai "bridge" antara kedua orang diatas.
Rasanya debat tidak akan berkepanjangan (tanpa mengurangi kedalaman konten debat) dengan adanya mediator spt diatas.
debat tak berujung malah lebih bisa tak terselesaikan pada society pertama karena tidak adanya orang yang bisa berbicara pada 2 domain keilmuan tsb.