Monday, November 22, 2010

Bacaan Ringan



Are We Actually Saving Our Planet by Turning Into a Vegetarian?
Dalam perjalanan panjang di belantara jalan raya Jakarta, sebuah spanduk yang sudah usang dimakan polusi menarik perhatian saya. Di spanduk tersebut terdapat tulisan “prevent global warming by becoming a vegetarian”.
Saya tidak tahu apa yang dilakukan oleh kebanyakan pengemudi di Jalanan Jakarta ketika sedang macet, namun saya pribadi biasanya menghabiskan waktu dengan melamun. Tulisan di spanduk tadi membuat lamunan saya menjadi berkualitas.
Saya membayangkan apa yang akan terjadi apabila jumlah vegetarian mengalami peningkatan. Sebelumnya perlu digarisbawahi bahwa posisi saya dalam hal “vegetarianism” ini adalah netral. Saya tidak against, namun juga tidak agree dengan konsep vegetarianism. Saya hanya mencoba meng-konkrit-kan lamunan saya menjadi sebuah bahan diskusi.
Tulisan ini tidak dibuat berdasarkan pengetahuan ilmiah dalam hal Biologi atau bidang ilmu apapun yang terkait dengan Rantai Makanan. Angle yang diambil adalah perspektif orang awam yang memiliki sedikit pengetahuan dibidang hitung-menghitung. Sehingga apabila banyak penyederhanaan yang dilakukan, semoga tidak mengurangi sense dari analisa mengenai “apakah benar Bumi akan terselamatkan apabila manusia menjadi vegetarian”.
Analisa mengenai vegetarianism akan saya mulai dari gambar rantai makanan dibawah


Gambar diatas mencoba menggambarkan rantai makanan yang terjadi dalam kehidupan di Bumi. Secara sekilas dapat diihat bahwa gambar tersebut merupakan penyederhanaan dari kondisi actual yang terjadi. Namun demikian hal ini dimaksudkan agar fokus dari tulisan ini tidak keluar dari konteks. Saya membagi rantai makanan kedalam dua bagian, kehidupan darat dan kehidupan air. Rantai makanan tersebut akan berakhir di mankind, subject tulisan ini sekaligus berstatus sebagai omnivore.
Analisa Rantai Makanan dimulai dari natural resource tanaman dan biota laut (sungai) yang berkembang biak dengan mengambil energi dari matahari. Herbivore adalah pemakan tumbuhan pada kehidupan darat, sedangkan Ikan Kecil merupakan agregasi dari segala binatang air yang memakan natural resources yang ada di laut (sungai). Pada kehidupan darat, herbivore akan dimakan oleh carnivore, sedangkan di kehidupan air, Ikan Kecil akan dimakan oleh Ikan Besar. Ikan Besar dalam hal ini merupakan agregasi dari segala binatang air yang tidak memakan natural resources.
Tingkat pertambahan jumlah (growth) masing-masing entitas dalam gambar dinotasikan dalam persamaan yang ada di-‘dalam kurung’. Pertumbuhan jumlah tanaman P adalah ICP + GPN + GPM. Dimana: IC adalah Initial Condition, GPN adalah pertumbuhan tanaman yang secara natural terjadi dan GPM adalah pertumbuhan tanaman yang dihasilkan oleh mankind.
Terdapat satu entitas yang pertumbuhannya tidak dipengaruhi oleh aktivitas dari mankind, yaitu Ikan Besar. Dalam hal ini saya mengsumsikan bahwa tidak logis bagi mankind untuk membuka sebuah peternakan Ikan Paus atau Ikan apapun yang berukuran jumbo. GCM atau pertumbuhan carnivore oleh mankind, merupakan notasi bagi hewan peliharaan mankind seperti Anjing atau Kucing.
Notasi ‘X’ yang terdapat disetiap garis panah merupakan tingkat konsumsi oleh masing-masing entitas. Sehingga dalam hal ini XPH adalah jumlah plant yang dikonsumsi oleh herbivore, XHM adalah jumlah herbivore yang dikonsumsi oleh mankind, dan seterusnya.
Terdapat Tiga asumsi yang dianggap ceteris paribus dalam analisa ini. Pertama adalah mankind diasumsikan tidak mengkonsumsi carnivore. Kedua adalah apabila terjadi ‘kecelakaan’ yang mengakibatkan carnivore memakan mankind. Misalkan dalam perjalanan di gunung terjadi musibah mankind dimakan oleh harimau atau dalam sebuah liburan di laut ada mankind yang dimakan oleh ikan hiu. Ketiga adalah apabila terjadi bencana alam seperti kebakaran hutan atau tsunami.
Secara umum persamaan pertumbuhan dari masing-masing entitas adalah tingkat pertumbuhannya dikurangi entitas lain yang mengkonsumsinya. Sehingga dalam hal ini pertumbuhan dari entitas Plant adalah ICP + GPN + GPM - XPH - XPM - XPN. Dimana XPN adalah jumlah plant yang mati secara alamiah (natural). à P = ICP + GPN + GPM - XPH - XPM - XPN
Khusus untuk mankind tidak terdapat entitas yang mengkonsumsinya sehingga persamaan pertumbuhannya adalah M = ICM + GMN - XMN. Dimana XMN adalah jumlah Mankind yang mati secara natural.
Pola konsumsi mankind dalam menjalani kehidupannya didasari pada tiga prinsip, yaitu:
1. Untuk kebutuhan (subsisten)
2. Untuk Stock
3. Untuk pengolahan (industri)
Pada kondisi yang natural mankind mengkonsumsi Plant, Herbivore dan Ikan untuk bertahan hidup. Sehingga dalam kondisi equilibrium fungsi konsumsi Mankind adalah: XPM + XHM + XIKM + XIBM.
Jumlah dari fungsi konsumsi mankind sama dengan kebutuhan berdasarkan tiga prinsip diatas. Sehingga dalam kondisi equilibrium setiap entitas masih dapat berkembang biak karena tidak habis seluruhnya dikonsumsi oleh mankind. Setiap entitas yang dikonsumsi oleh mankind merupakan proporsi dari kapasitas maksimum mankind. Sehingga apabila mankind tidak mengkonsumsi XHM, maka proporsi konsumsi XIKM misalnya, akan meningkat sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas maksimumnya.
Kemudian apa yang akan terjadi apabila mankind menjadi vegetarian atau dalam set bahasa diatas menjadi herbivore. Secara langsung jumlah populasi Herbivore, Ikan Kecil dan Ikan Besar akan mengalami peningkatan karena tidak lagi dikonsumsi oleh mankind (XHM , XIKM , XIBM hilang dari persamaan).
Mankind akan berkompetisi dengan herbivore dalam bertahan hidup. Dalam hal ini pemenangnya jelas mankind karena keunggulannya dalam kemampuan berfikir. Jumlah herbivore yang menurun akan mengakibatkan carnivore mencari sumber makanan lain, yaitu mankind.
Sedangkan untuk kehidupan di laut. Karena tidak lagi dikonsumsi oleh mankind, maka populasi Ikan Kecil dan Ikan Besar akan meningkat. Dalam kondisi yang ekstrem, mankind tidak lagi dapat berlibur ke pantai karena sudah penuh dengan Ikan Hiu atau lainnya. Atau dapat juga diprediksi bahwa jumlah plankton menjadi berkurang karena semakin banyak yang mengkonsumsi. Sehingga terjadi gangguan dalam ekosistem Air.
Apakah kondisi demikian merupakan solusi yang masuk dalam kategori menyelamatkan Bumi?



2 comments:

  1. Tulisan yang menarik, mengeksplorasi sisi "limit to growth" dari berbagai tipe pemangsa,

    kalo gw coba summarize (tolong koreksi kalo salah):

    herbivore menurun karena bersaing dengan omnivore, sementara carnivore yang bertumbuh pesat akan menjadi dominant juga akan segera kekurangan herbivore sehingga ikut memangsa omnivore, akibatnya omnivore terdesak..

    bukan begitu ya ?

    tapi bukankah bisa saja omnivore-nya lebih cerdas dan adaptif dalam melindungi teritori mereka (war of attrition), sehingga carnivore nya yang tergerus duluan ?


    tapi ada pertanyaannya belum terjawab, yaitu bagaimanakah kelanjutannya dengan "global warming", fi? :)

    misalnya:
    - emisi karbon untuk kebutuhan hidup
    - penggunaan energi dalam mengolah makanan
    - efisiensi ukuran lahan yang dibutuhkan ?
    - dll

    ReplyDelete
  2. hahaha silahkan dilanjutkan bung. gwe masih mantengin modelnya..kayaknya banyak yang salah...dah gitu kalo dinamis kayaknya gak bisa pake lagrange biasa deh...dia kan komparatif-statis kalo gak salah....

    ReplyDelete