Friday, June 21, 2013

Keterkaitan Model Sistem Dinamis dan Game Theory (1 of 2)




Latar Belakang:
Dari hasil perenungan dan diskusi di masa lampau dengan teman-teman, sering terpikir kompleksitas suatu sistem yang simple sekalipun. Oleh karena itu pada posting ini akan coba saya tuangkan kedalam bentuk tulisan agar jadi dasar pembahasan.

Definisi:
Kita asumsikan di huni oleh 2 buah forces yang bekerja berlawanan memperebutkan dominasi atau presence  yang terikat waktu dan tempat serta perilaku dasar mereka, misalnya dalam bentuk manifestasinya adalah:

Kasus:
Subjek dapat merupakan spesies, namun bisa juga merupakan meme (idealisme, kultur, perilaku dasar, kepercayaan / religion) , sebagai contoh:
1.      Spesies: dalam ekosistem terdapat pemangsa dan mangsa yang sama-sama berevolusi mengembangkan kapasitas diri.
2.       Kelas Sosial: Dalam suatu sistem ekonomi terdapat 2 kelas, si kaya dan si miskin, atau analogi lainnya adalah kelas enterpreneur/Borjuis/Majikan dan kelas pekerja/Proletar/Budak.
3.       Sistem: Pilihan untuk pemerataan Kesempatan Kerja (Padat Karya), yang apabila terlalu diprioritaskan kemungkinan besar akan mengurangi penghasilan secara kolektif, atau pilihan untuk Maksimisasi Penghasilan (Padat Modal), yang berimplikasi pada lebih sedikitnya pembukaan peluang kerja. Dilemma Pemerataan potongan kue atau Maksimisasi kue.

Kita selanjutnya memilih contoh kasus, agar bisa dipahami dengan riil bagaimana struggle dari 2 buah forces memberikan possible stable outcome. Untuk itu kita akan membahas ilustrasi kasus no. 1 yaitu pertarungan eksistensi antara pemangsa dan mangsa (semua kasus pada dasarnya hampir sama).


Asumsi:
Untuk bisa memodelkannya kita restriksi dan simpilifikasi dulu hal-hal sebagai berikut:
1.       Hanya ada 2 faktor yang berkompetisi.
2.       Kita belum memperdulikan apakah salah satu force memiliki endowment dibandingkan lainnya,
3.    Ataukah salah satu force memiliki adaptivitas yang lebih baik dari lainnya,
4.       Tidak ada perubahan struktural mendasar dari perilaku mangsa maupun pemangsa
5.       Ataukah ada faktor shock yang mengganggu kestabilan (katastrofik)

Untuk sementara semua faktor yang menguntungkan atau merugikan diatas diabaikan dulu. Yang ingin di evaluasi di sini adalah net growth ( pertumbuhan –  kematian ) dari spesies, kelas sosial ataupun sistem. Dari kompetisi dinamis diatas, ada beberapa kemungkinan hasil akhir dari kompetisi tersebut:



Kemungkinan Hasil Akhir:
1.       Apabila pemangsa overgrazing mangsa, ekosistem akan tidak stabil dimana jumlah pemangsa akan mendominasi ekosistem,
2.       Apabila mangsa terlalu cepat berkembang biak dibandingkan kemampuan pemangsa berburu, maka ekosistem akan
3.       Apabila dibiarkan  salah satu grup mendominasi ekosistem dalam jangka waktu yang lama, maka akan terjadi mutual extinction karena overgrazing pemangsa yang menyebabkan mangsa habis dan pemangsa kelaparan (sesuai poin 1) atau karena overpopulation jumlah mangsa yang menyebabkan ekosistem exhausted (sesuai poin 2).
4.       Namun ada juga titik stabil atau semi stabil atau saddle point, dimana pemangsa dan mangsa dapat saling berkoeksistensi.
5.       Penulis menduga ada titik ambang perubahan struktural, dimana saat jumlah makanan mulai habis, yaitu: pemangsa kehabisan mangsa, ataupun mangsa kehabisan tumbuhan (karena overgrazing tumbuhan oleh mangsa yang membludak). Maka kedua grup ini dapat menciptakan preferensi baru, yaitu sifat kanibalistik. Hal ini dapat menciptakan suatu kesetimbangan baru dari kesetimbangan lama, karena adanya perubahan struktur matriks yang mendefinisikan pemangsa dan mangsa. Namun dengan asumsi no.3 diatas untuk sementara hal ini diabaikan dulu.

Ok untuk sementara semua hal di atas kita freeze dulu, Silahkan dikomentari atau disanggah asumsi diatas.

Kita akan lanjutkan dengan pemodelan sistem ini pada posting selanjutnya.